Puluhan Wall Climbers Ramaikan EJSCC
Minggu, 15 Juli 2012 13:07 |
Menurut ketua pelaksana EJSCC, Hasya Aghnia, kompetisi ini merupakan pertama kalinya digelar di SMAN 1 Malang. Meskipun baru pertama menggelar kompetisi panjat dinding untuk kelompok SMA, namun pesertanya sudah cukup banyak, yakni sekitar 50 orang. “Lomba ini merupakan program kerja dari Nusa Bhawana Citta (NBC) (*iso iso e rek salah tulis). Tahun lalu SMAN 1 Malang hanya sebagai tuan rumah dalam Malang Climbing Competition,” terangnya. Hasya mengungkapkan, acara ini digelar selama tiga hari sejak 12 Juli dan berakhir kemarin. Dalam kompetisi, digelar dua jenis kategori dan masing-masing memperebutkan juara I, II, dan III. “Ada kategori speed dan lead. Untuk masing-masing kategori dipilih tiga juara putra dan tiga juara putri,” kata dia. Menurut Hasya, yang menjadi penilaian dalam kategori speed adalah kecepatan dari masing-masing peserta untuk mencapai puncak dinding pendakian dan mematikan stop watch yang ada di sana. “Ada dua peserta yang mendaki secara bersama-sama, dan bagi yang tercepat akan mendapatkan poin tertinggi,” terangnya. Sementara itu, untuk kategori lead, yang menjadi penilaian adalah teknik yang digunakan oleh peserta dalam menghadapi tantangan atau medan. “Agak sedikit berbeda dengan speed. Jika speed menitikberatkan pada kecepatan, lead lebih ke cara mereka menghadapi kesulitan di medan. Peserta dinyatakan berhasil jika mampu mencapai jarak tertinggi. Tidak sedikit yang mampu mendaki hingga puncak dengan ketinggian 15 meter,” urai dia. Pemenang untuk dua kategori tersebut mayoritas disabet oleh siswa dari Probolinggo. Seperti juara I untuk kategori lead putri berhasil disabet oleh Agustina M dari Kediri, di posisi kedua diraih oleh Nindy Febriyanti dari Probolinggo dan juara III disabet oleh Ida Putri dari Probolinggo. “Untuk kategori lead laki-laki juara I berhasil diraih oleh Moch. Sholekan dari Probolinggo, selanjutnya Syah Rizal Haq dari Lamongan dan terakhir Dicky Budi dari Probolinggo,” tutupnya.(ayu/eno) |
mihihi, walaupun orangnya salah bilang Nusa Bhawana Citta sih -___- ckck. dan ternyata waktu ngesearch lagi nemu lagi berita ini..........bukanya sombong loyaaa... *uncalen bakiak rek
SMAN I Gelar Kejuaraan Panjat tebing
Juri kejuaraan, Agung Priono mengakui animo peserta kejuaraan di nomor kesulitan memang tidak sebagus kejuaraan-kejuaraan sebelumnya. Khusus untuk hari pertama kejuaraan hanya diikuti sebanyak 47 atlet dari Jatim.
“Saat ini kejuaraan masih banyak bersamaan dengan sekolah-sekolah yang sedang menjalani Masa Orientasi studi (MOSSMKN 5 Bentuk Karakter di Dodikjur. Baca lebih lanjut ... »), itu dugaan saya yang menyebabkan peserta tahun ini tidak sebanyak tahun lalu,” jelas Agung, Kamis (12/7).
Pada kejuaraan tingkat pelajar ini, Agung menyebutkan tidak ada batasan umur. Asalakan atlet masih sekolah, baik SD,SMP, maupun SMAHari Pertama UN Relatif Lancar. Baca lebih lanjut ... » semuanya berhak tampil di EJCC (*salah maneh, iki sengbener EJSCC bang) yang digelar di SMAN I Kota Malang ini.
Dengan adanya MOS saat ini jelas sulit bagi atlet untuk mendapatkan izin dari sekolah untuk mengikuti sebuah kejuaraan. Padahal sebenarnya seiring dengan makin banyaknya klub pecinta alam di sekolah-sekolah yang ada di Jatim peminat olahragaKONTINGEN PORPROV JATIM III KOTA MALANG DIKUKUHKAN. Baca lebih lanjut ... » panjat tebing akhir-akhir ini semakin banyak.
Ketua pelaksana kejuaraan, Hasya Aqnia (*maap bang nama saya hasya aghnia gak pake q. makasi) mengungkapkan jarangnya muncul kembali atlet panjat tebing berprestasi dari Kota Malang memang memunculkan keprihatinan sendiri. Karena itu melalui kejuaraan yang digelar di SMAN I diharapkan bisa memunculkan juara-juara baru.
“Sebenarnya banyak bibit-bibit atlet panjat tebing, namun karena jarangnya kejuaraan ada selama ini kemampuan anak-anak masih sulit untuk berkembang. Adanya kejuaraan ini kami harap bisa menjadi salah satu solusi menjaring bibit berkualitas,” jelas Hasya.
Dengan pertimbangan ajang se Jatim yang digelar SMAN I adalah untuk pembibitan, Hasya mengatakan kejuaraan sengaja digelar untuk tiga kategori sekolah. Mulai dari Sekolah Dasar, SMP dan SMA sehingga anak-anak di semua kelompok umur bisa berkompetisi.
“Hari kejuaraan di nomor kesulitan memang masih sepi, tetapi saya yakin hari ke dua dan seterusnya di nomor kecepatan atlet yang bertanding akan semakin banyak sebab di nomor ini banyak sekali peminatnya,” ujar Hasya. (cah/dmb)
0 comment:
Posting Komentar