Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga dengan tema sosok perempuan yang sangat inspiratif.Bagiku sosok perempuan yang inspiratif adalah ibu kita atau bisa juga disebut bunda, umi, mama dan yang lebih gaul nyokap.

 Iya ibu. Yang bisa membagi waktu untuk semua anggota keluarga. Tidak kenal waktu untuk merawat dan menjaga kita dari kecil hingga sekarang. Ibu kita adalah kartini kartini lain di jaman sekarang. Berjuang keras melawan hidup yang berat ini. Selalu memberikan semua yang mereka punya untuk menyenangkan anak anaknya. Kita harus bangga, karena secara tidak langsung beliau memberi kita ilmu ilmu yang tidak ada disekolah yaitu moral dan etika. Ibu selalu mengajariku bagaimana menghormati orang yang lebih tua, mengingatkan sholat setiap hari dan banyak hal yang mungkin kalau ditulis disini tidak akan muat saking banyaknya. Banyak sekali. Sampai sampai aku bingung bagaimana cara membalasnya, pertanyaan itu selalu terngiang di pikiranku. Ibu tidak meminta pamrih, dia sangat senang jika anaknya senang.
Tetapi kadang kadang kita malah menganggap ibu terlalu protective lah, cerewet lah, jahat dll. Padahal kita tahu dibalik sifat sifat tersebut tersimpan berpuluh puluh ribu sayang kepada kita.
Setiap hari ketika kita membuka mata di pagi hari ibu sudah bangun dan ketika malam kita sudah terlelap ibu masih terjaga dalam malam. ibu selalu bangun paling pagi untuk menyiapkan segala keperluan keluarga dan tidur paling malam untuk menyelesaikan pekerjaan pekerjaan rumah.
Ibuku adalah seorang wirausaha camilan. Sebelum beliau bergelut di dunia wirausaha, ibu adalah seorang calon dosen yang gagal menjadi dosen. Padahal dia telah lulus ujian dosen di salah satu universitas. Ia tertipu oleh temanya, meskipun begitu ia tetap senyum dan berkata “berarti ini bukan yang terbaik”. Setelah itu ibuku berjualan alat tulis di rumah kecil kecilan kemudian berganti menjadi berjualan bakso dan sekarang alhamdlillah mempunyai usaha camilan. Sikap pantang menyerah dan mensyukuri yang didapatnya membuatku tersedu menahan tetesan air mata. Saat ini ia sedang senang berorganisasi dan olahraga, ibu selalu menjaga makanan yang ia dan anak anaknya makan. Beliau sedang ingin mengurangi penyakit hipertensinya dengan berolahraga rutin dan puasa senin kamis. Setiap minggu pagi ia mengikuti senam lansia di kampung. Beliau tidak kenal kata menyerah, ibu ditunjuk sebagai ketua sebuah organisasi yang membuatnya lebih sibuk mengatur waktu antara di rumah,kesehatan, usaha dan organisasinya.
21 April yang lalu telah diperingati sebagai hari Kartini. Menurut saya hari Kartini itu merupakan symbol hari kemenangan bagi para wanita padahal hari kemenangan adalah setiap hari. Kita harus semangat, kita kelak akan menjadi ibu juga, buat bangga ibumu. Ibu Kartini hanya sebagai simbol persamaan derajat antara perempuan dan laki laki. Semoga kartini kartini lainnya yang membawa pelita muncul dalam kegelapan. Amin.
Ibu, jika ada kata kata yang melebihi kata bangga dan sayang akan kuucapkan sekarang bu, maaf tidak bisa menjadi seperti yang ibu mau, aku sayang ibu,surga berada di telapak kaki ibu. Tetapi kita jangan lupa teman, kita juga harus menyayangi ayah kita yang ikut berjuang menafkahi keluarga dan pemimpin keluarga. Ayah tidak hanya sebagai itu saja, beliau juga ikut merawat dan menjaga kita hingga dewasa. aku sayang kalian ibu ayah.